Welocome at Dreamers Side!
Dreams are not limited and never will.
We are the dreamers.
Are you one of us?
It's a world of limitless....
Let's dream~
Mori, itulah namaku. Seorang pelukis yatim piatu yang tak berbakat kata orang-orang. Aku belajar di sebuah sanggar yang cukup terkenal karena sering menghasilkan pelukis-pelukis tingkat atas.
"Si kanan emas" sanjung orang-orang kepada rekan-rekan sesama pelukis yang berbakat. Ya, sanjungan itu diberikan karena tangan kanan pelukis-pelukis tersebut dapat menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Mereka sangat dielu-elukan oleh para penilai seni dan juga masyarakat luas.
Aku juga sangat ingin menjadi seperti itu, di sanjung dan dielu-elukan. Bukankah itu sangat membanggakan? Karenanya aku terus dan terus berlatih, pantang menyerah, siang malam terus semangat.
"Di pameran lukisan minggu depan, aku akan menjadi si kanan emas!" teriakku lantang.
Aku terus menerus menyapukan warna-warna di kanvas, mencurahkan segenap kemampuan sambil berharap-harap. Lukisanku pun akhirnya selesai. Sebuah pemandangan malam yang di terangi oleh bulan purnama yang bersinar terang. Dengan mantap aku memamerkan lukisanku itu. Satu-persatu pengunjung datang dan mengamati lukisan-lukisan yang ada, mereka rata-rata mengagumi hasil karya teman-temanku.
"Akupun tidak kalah" kataku dalam hati.
Akhirnya para pengunjung menghampiri lukisanku. Mereka bercakap-cakap dan tertawa. Diantaranya pengunjung itu ada satu kritikus lukisan terkenal, dialah yang mencap seorang pelukis menjadi "si kanan emas".
"Hasil karya siapa ini?" tanya kritikus tersebut.
"Hasil karyaku pak" sahutku.
"Si kanan rongsok! Anak TK pun bisa corat-coret seperti ini"
Dia pun meninggalkanku diikuti para pengunjung lainnya, dan pesta bubar dengan tawa. Beribu-ribu malu dan satu-satunya gelar yang kudapatkan setelah perjuangan yang kulewati.
Ku angkut lukisanku dan pulang ke panti asuhan, rumahku satu-satunya. Ingin ku robek lukisanku, ingin kubakar, bukankah lukisan ini adalah aib? Ku ambil cutter dan hendak mencabik-cabik lukisanku.
"Jangan!" tangan kananku berteriak.
"Itu adalah hasil kerja keras kita, kau dan aku" lanjutnya.
"Seharusnya aku sadar bahwa aku tak berbakat, tanpa bakat, mana bisa jadi pelukis! Aku hanya punya si kanan rongsok!" bentakku kecewa.
"Lukisanmu indah, aku iri padamu" kata yuri yang muncul di belakangku dan kemudian berlalu.
Yuri satu-satunya orang yang memuji hasil karyaku. Salah satu yatim piatu, mungkin dia dibuang oleh orang tuanya karena cacat. Hanya mempunyai kaki kanan yang kecil tanpa pasangannya, juga tak berlengan. Dia mengandalkan kursi roda khusus untuk berkeliling. Sering dia ke kamarku hanya untuk melihatku melukis dan bercakap-cakap, mungkin hiburan baginya.
"Maaf, seharusnya aku bersyukur mempunyaimu, kanan" sesalku.
"No problem, kita masih bisa berusaha koq. Aku akan menjadi si kanan emas bagimu" kata si tangan kanan.
"Ya, aku tidak akan menyerah, aku berjanji!" balasku.
Kemudian aku melewati hari-hariku sambil terus melukis, berlatih, dan juga bermimpi. Di temani oleh penggemarku yuri. Di balik fisiknya yang kurang, dia mempunyai wajah yang manis, sikap yang lembut, ceria dan penyemangat. Gadis yang luar biasa menurutku.
"yuri, apakah kau tidak menilai lukisanku ini jelek? Semua orang menertawakan lukisanku" tanyaku.
"Semua orang punya kelebihan dan kekurangan, aku melihat bagus atau tidaknya lukisanmu bukan dari yang nampak, tapi semangat dan perjuangan serta semua yang kau curahkan untuk lukisan itulah yang membuatnya indah" jawabnya sambil tersenyum.
Aku tersenyum dan menyapu-nyapukan kuasku di kanvas lagi.
"Dan, tidakkah kamu risih bersama orang sepertiku? Aku cacat, tidak punya tangan dan kaki. Semua orang jijik melihatku" ia balas bertanya.
"Kamu luar biasa karena dengan kaki kecilmu, kamu mempunyai tulisan yang bagus. Tidak cakar ayam seperti tulisanku" jawabku sembari bercanda.
"Kamu mengejekku ya? Huh!"
Yuri cemberut, lucu sekali.Kemudian aku menghampirinya, membelai wajahnya dan menatap matanya dalam-dalam.
"Kamu adalah indah" jawabku.
#####
"Iya, lukisan itu adalah potret diriku yang dilukis oleh beliau. Waktu itu adalah masa-masa bahagiaku dengannya, dia orang yang lembut, berjiwa besar, juga penyanyang sejati. Dia juga tidak pernah putus asa dan selalu bersemangat waktu melukis. Walau tumor ganas menggrogoti tangan kanannya hingga tangan kanannya tidak bisa digunakan, dia melukis dan terus melukis dengan tangan kiri sebagai pengganti, hingga akhir hayatnya. Dan beliau yang menjadikanku seperti sekarang ini."
Itulah komentar terakhir seorang penulis terkenal yang terpampang di headline surat kabar. Komentar yang mengakhiri berita duka atas meninggalnya pelukis dermawan yang terkenal, yang telah menyumbangkan dana-dana dari hasil penjualan karya-karyanya untuk rumah-rumah yatim piatu dan panti-panti orang cacat.
Satu-satunya lukisan yang tidak pernah dijual dan diabadikan digaleri berjudul "Indah". Lukisan dengan model seorang gadis cacat yang hanya mempunyai satu kaki kanan kecil. Dibawah lukisan tersebut terdapat tanda tangan si pelukis dan pesan pendek.
"Cinta untuk Yuri, karya si kiri emas"
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
wew,,, crita2nya tuh bagus2 banget
beda banget aq yang asal2an ma hasil karya ku...
hahaha
oReL-chan mengatakan...
25 November 2008 pukul 13.18
Wauw, tq ya komennya^^
Awalnya nulis crita ini juga pas datang ideny gt. Ya, langsung di tuangkan mentah2 sih,hehehe.
Lo juga suka bikin cerita? postkan aja,kita saling berbagi cerita gt,hehehek
Anonim mengatakan...
25 November 2008 pukul 16.12
haii,,, tmen wend ya?? haha
itu bikin sendiri?
keren banget,,
aq ada blog sih
tapi... cuma poem n isi2 yang konyol.. =P
jadi followersnya blog aq aja
jadi bisa saling lyat blog masing2
oReL-chan mengatakan...
25 November 2008 pukul 18.31
Hehehek, boleh tuh,tp ntar ya. Soalnya temen2 lain gi pada sibuk, jadi g ngurusin ne blog dolo. Masi banyak yang mo dikembangin, hihihi^^
Btw, skali-skali postkan cerita lo ya ma karya2nya^^
Anonim mengatakan...
26 November 2008 pukul 23.31
keren keren..
rigi rien's mengatakan...
24 Desember 2009 pukul 14.27