Welcome!

Welocome at Dreamers Side!

Dreams are not limited and never will.

We are the dreamers.
Are you one of us?

It's a world of limitless....

Let's dream~

Cupid

Cupid (1)

"Krrrrryyuuuukk..."

Terdengar suara yang tidak asing bagiku, jeritan protes dari lambungku bagai alaram. Yah, jeritannya ini selalu terdengar jam 12 siang. Memberikanku pilihan untuk bangun dari tidurku atau aku akan tertidur selamanya. Pilihan yang mudahkan?

Perlahan kuberdiri dan melihat sekeliling, banyak kunang-kunang dalam pandanganku. Kurapikan kumis panjangku agar sedikit rapi dan kemudian e...

"Krrrryyuuuukk!!!"

Sang lambung menjerit lagi dan membuatku sempoyongan.

"Dasar, dandan bentar aja ga boleh!" kataku dalam hati.

Dengan tenaga yang tersisa aku harus mendapatkan sesuatu untuk membungkam perutku yang cerewet ini. Seandainya dia tahu betapa sulitnya mendapatkan makanan. Terutama yang enak.

Tidak begitu sulit bagi makhluk sepertiku, karena aku tidak terlalu pilih-pilih makanan. Juga tidak perlu menukarkan sejumlah receh untuk semangkuk tulang ayam. Dengan berkeliling di restoran atau rumah-rumah makan, perutku sudah terisi penuh. Paling-paling juga sedikit babak belur jika bertemu dengan orang-orang yang sok bersih.

Tapi bukan itu tujuanku di dunia ini. Aku harus menemukan seseorang untuk menuntaskan misiku dan aku akan terbebas dari semua ini.

Aku benar-benar sudah muak dengan bentuk seperti ini. Sudah berjalan dengan 4 kaki, bertelinga lancip, berbulu pula. Untungnya motif buluku gaul, motif lope-lope. Gara-gara kakek galak itu ...

"CIIIIIIIITTTTTTT!!!"

Jantungku nyaris berhenti. Karena ngomel-ngomel tadi, aku jadi meleng. Ternyata aku berada di tengah jalan. Aku melihat ban motor tepat 1 cm di depan hidungku.

Si pemilik motorpun turun dan menatapku prihatin.

"Kucing... Kucing... Nyaris saja..."

"Hm... Lelaki yang ramah" pikirku.Kemudian dia menggendongku, pasti ingin membawaku pulang. Mudah-mudahan aja dikasi makan, uda lapar banget si.

"Nyaris aja gue mati kecelakaan gara-gara lo. Dasar kucing edan! Nyebrang nggak liat-liat! Nih, gue banting lo biar kapok!"

"Gubrak!"

"Ngeooong!!! Ngrrrrr!!" (Sialan tuh orang, masa gue di banting? Nggak berprikebinatangan lo).

Sayang aku nggak bisa bahasa manusia, klo bisa, uda ku maki-maki dia. Tinggal dimana ya orang itu? Ah, ku untit saja, biar nanti kukerjain dia.

Cupid (2)

Ooh, jadi ini rumahnya? Dasar cowok selebor, masuk rumah aja pintu ga di kunci, aku masuk ah.

"Byuurr... Byuuurr..."

Hm... Kebetulan lagi mandi tuh orang, aku jadi bisa muter-muter seisi rumah dulu sambil cari ide balas dendam,haha.

"Krrruuuuyuuuk... Krr... "

Waduh, dasar lambung koq ga bisa pengertian dikit? Mataku jadi berkunang-kunang lagi ni. Duh, koq makin lama mataku makin berat ya? Koq, tiba-tiba ge...lap...?

#####

"Ahh, segarnya. Hari ini jadi juga malming ma doi, cihui!"

"Gedubraaak!"

"Adaw! Kesandung apaan sih gue?!"

"Loh loh loh, inikan, Kucing yang tadi hampir gue tabrak, koq ada disini sih? Ih, jangan-jangan jadi-jadian nih kucing, cilaka deh? Harus gue apain nih?"

#####

"Kau telah menemukan orang yang harus kau bantu, jika kau berhasil mempersatukan dia dengan orang yang dicintainya, aku akan mengembalikan jiwamu seperti semula."

"Jah, koq si kakek ada di sini sih? By the way, emang siapa orang itu?"

"Dasar idiot! Liat aja sendiri! Ingat, ini satu-satunya kesempatanmu, kalau gagal, kau akan tetap hidup dengan bentuk kucing! Tambah lagi kau akan kubuat jadi kucing kurap! Mengerti?!"

"Tapi, aku tidak..."

#####

"Aduh cilaka tiga belas, koq kucing ini di tamparin juga nggak bangun-bangun sih? Masa tewas di rumah gue? Wah, bisa bawa bencana nih... Ah, mending gue karungin aja, trus gue buang ke laut."

"Woii... Enak aja lo mo buang gue kelaut?!"

"WAAAA!!! Setan kucing!!! Ada setan kucing bangkit bisa ngomong!!!"

"Sembarangan lo bilang gue setan! Awas lo ya!"

"Am... Ampun... ugh..."

"Ya elah, pake acara pingsan segala ni orang. Dasar penakut lo, huh!"

Eee, ngomong-ngomong koq aku jadi bisa ngomong bahasa manusia ya? Perasaan kemaren nggak bisa deh. Tunggu tunggu, tadi kayaknya aku pingsan gara-gara kelaparan, trus ngimpiin kakek galak itu, waktu aku tanyain tentang orang yang harus ku persatukan dengan pasangan cintanya, si kakek bilang "Dasar idiot! Liat aja sendiri!". Pas aku sadar, cowok ini yang pertama kali kulihat, jadi...?

"Ah! Masa orang ini yang harus ku bantu?! Orang yang hampir nabrak aku, udah itu mo buang aku kelaut?! Mending aku bantu orang lain aja dari pada bantuin manusia kotor ini, mana pingsan lagi dianya"

Eh, tapi kata si kakek, "Ini satu-satunya kesempatanmu, kalau gagal, kau akan tetap hidup dengan bentuk kucing! Tambah lagi kau akan kubuat jadi kucing kurap! Mengerti?!"

Bulu-buluku jadi merinding semua, menandakan bahwa aku hanya mempunyai satu pilihan, walaupun ter-pak-sa. Tapi, keyakinanku mengatakan bahwa masalah yang besar terdapat pada cowok ini. Dasar cowok pembawa sial.

"Krrruuyuuk... Kruuyuukk... Krrr... krrr..."

Oh, paling tidak aku harus selesaikan masalah yang satu ini dulu deh. Bagi seekor kucingkan nggak ada larangan nyolong makanan kan? Mumpung si bego masi terkapar, aku bongkar dapurnya dulu ah.

"Saatnya untuk membungkam si lambung!!!"

Cupid (3)

"Woii, bangun coy. Pingsan koq lama banget sih!"

"Emh... WAAAAA! Kucing setan!"

"Hei hei hei! Jangan ngacir dunk, gue ada perlu ma lo ne, jangan sok histeris gitu dunk"

"Hah, hah, hah... Hantu, mo ngapain sih lo ikutin gue, ada dendam apa sih lo ma gue?!"

"Ck ck ck ck, tadi sapa ya yang hampir nabrak gue terus ngebanting gue?"

"Iya, sory, ampun. Gue buru-buru sih, tolong, jangan ikutin gue terus..."

Wah, manusia satu ini emang susah ne dikasi penjelasan. Mending aku paksa aja dia untuk nurutin apa kataku.

"Oke, gue akan lepasin lo, tapi lo harus turutin kata-kata gue!"

"Oke oke, apa kata lo gue ikutin deh, tapi tolong jangan celakai gue"

"Lo harus secepatnya mendapatkan orang yang lo cintai!"

"Eh? Apa?"

"Lo nggak denger kata gue hah?!"

"I i i iya, iya. Gue denger, gue juga ada janji ma dia, mo pergi jalan"

"Jadi, tunggu apa lagi lo?! Samperin sana!"

"I iya, gue nunggu waktu ketemu ne, jam tiga sore katanya. Ngomong-ngomong sekarang jam berapa sih?"

Bah! Dasar bego, uda gelap gini mah uda telat.

"Sekarang uda jam delapan malam om! Parah deh..."

"Apa?!! Waduh!! Gue harus buru-buru nih!"

"Eh, wei!! Jangan langsung kabur gitu dong!!"

Duh, kalo begini ceritanya, kapan misiku bisa selesai? Dianya langsung pergi lagi. Ah, mending aku tungguin disini aja, tar juga pasti balik dia. Sedikit lebih lama deh aku berbentuk kucing, ah, nggak apa-apa deh, uda mulai terbiasa juga. Mudah-mudahan aja ada kabar baik.

#####

"Brmmmm..."

Nah, suara motornya tuh, uda balik dia. Gimana ya? Koq mukanya lesu gitu? Celaka deh, pasti kabar buruk. Idih, langsung meringkuk di sudut gitu, jelek amat gayanya?

"Ehem, gimana coy? Apa uda dapet cewek lo?"

"Nggak! Sekarang terserah lo mo ngapain gue... Gue, udah nggak perduli lagi. Lebih bagus kalo lo bunuh gue secepatnya..."

"Lo pikir gue setan apa, suka bunuh orang?!"

"Emang lo setan! Iblis! Pembawa sial! Gara-gara lo gue jadi terlambat ketemu dia... Sekarang dia jalan ama cowok laen. Dia bilang gue nggak nepatin janji, dia nungguin gue hujan-hujanan,berjam-jam. Tapi gue nggak datang nemuin dia gara-gara pingsan... Trus ada cowok yang datang bawain payung buat dia... Pas tadi gue telpon dia, dia bilang nggak mau lagi ketemu ma gue. Dasar sial lo, ngerusak aja..."

Eeee, dasar nih cowok stress enak aja maki-maki aku. Biar bentukku kucing, gini-gini aku kan cupid, walaupun terpaksa. Iiihh, apa aku tinggalin aja ya cowok ini? Ngeselin banget sih!. Tapi, kalo aku tinggalin... Aku jadi kucing kurap dong? Sialan, kok aku selalu dihadapin dengan satu pilihan aja sih?!

"Eh, daripada nangis gitu, mending lo berusaha ngejar lagi. Masa nyerah gara-gara gituan? Mau gue bantu ga?"

"Nggak!"

Sialan nih anak, dibantuin malah ngeyel, aku bisa bener-bener jadi kucing kurap neh! Aduh, apa boleh buat deh, aku harus Dengan Sangat Terpaksa mempersatukan cinta mereka. Dengan cara yang halal ataupun tidak. Biarin aja deh anak ini aku tinggalin sendiri, susah ngurusin orang stress.

Hm... Pertama-tama aku harus cari tahu tentang sang cewek. Pasti di kamarnya ada foto, surat, atau apa kek yang bisa jadi petunjuk. Ah, aku geledah kamarnya dulu deh. Kurasa dengan penciumanku, nggak sulit nemuin petunjuk-petunjuk itu. Saatnya ber-ak-si!

Cupid (4)

“Ndus… Ndus… Ndus… WUEEEKK!!! Baunyaaa!!! HOEEEK!!!”

Gile mak, ini kamar apa tempat pembuangan sampah sih? Baunya nggak karu-karuan. Parah neh cowok, pantes aja susah dapet gebetan, jorok amat sih. Waduh, kalo kayak gini penciuman ala detektifku nggak berfungsi nih. Tahan nafas aja deh…

Pertama-tama cari di laci meja dulu.

“Srak! Srak! Srek!”

Bah, nggak ada apa-apa, mungkin di lemari…?

“Cklek! GABRUGH!”

“Ngeorng!! Apaan neh?! Gila, masa tumpukan kardus gede gini di simpen dalam lemari pakaian?!”

Btw, apaan sih isinya? Hm… Bola basker, sepatu, kain-kain, trus…

“Wauw! Bokep coy! Hahaha”

Banyak juga simpenan cowok ne. Tap… Tapi… Koq ada surat terselip sih? Apaan isinya ya? Surat cinta nih kayaknya, buka ah~ hi hi hi.

Sang kucing membuka amplop usang itu dan mulai membaca isi suratnya.

“Rio, waktu kamu baca surat ini, Ayah sudah pergi jauh dan tidak akan kembali. Ayah selama ini selalu menyusahkan kamu. Semenjak Ayah dipecat dari perusahaan gara-gara sakit, Ayah tidak dapat memberimu apa-apa. Ayah tidak mampu untuk bekerja. Ayah malah meyusahkan kamu yang setiap harinya menjadi penjual Koran untuk makan kita sehari-hari, juga buat obat Ayah. Ayah tidak tega melihatmu bekerja banting tulang sampai menelantarkan sekolahmu nak. Semua itu sudah cukup. Ayah tidak mau melihatmu menderita lagi. Ayah akan pergi dan jangan dicari. Di lemari masih ada sisa sedikit uang dan surat-surat berharga, gunakanlah untuk dirimu sendiri. Kamu sedari kecil sudah mandiri, Ayah yakin kamu bisa melewati semuanya. Diatas meja makan sudah Ayah siapkan makanan untuk kamu. Maaf, mungkin tidak seenak masakan almarhum Ibumu, tapi makanlah untuk menambah tenagamu. Ayah akan melihatmu terus dari jauh. Selamat tinggal anakku Rio, dari Ayah.”

Sang kucing terhenyak sejenak.

"Ternyata… Dia melewati masa-masa yang sulit…" gumannya dalam hati.

#####

Air mata mengalir dari mata sang kucing yang hanya terdiam sambil metatap surat. Surat yang usang, menandakan umurnya. Kembali dia mengingat masa lalunya, orang-orang yang pernah ditemuinya, dan menyelami setiap perasaan pedih mereka. Sang kucing memasukkan kembali surat itu kedalam amplopnya dan merapikan semuanya.

Dari jendela dia melompat keatap dan memandangi rembulan, bulan purnama. Di keheningan, dia berisak lirih.

“Kenyataan memang pahit… Kenyataan memang manis…

Kebahagian apakah sesaat?

Senyum dan tawa terkubur tangisan…

Yang saling menyayangi berkorban untuk bahagia.
Yang saling menyayangi selalu tidak tega.
Yang saling menyayangi meneteskan air mata.

Kenyataan memang pahit… Kenyataan memang manis…

Kebahagiaan apakah sesaat?

Tangisan kuburan senyum dan tawa…

Yang saling menyayangi saling melindungi.
Yang saling menyayangi tak dapat menyakiti.
Yang saling menyayangi tetap menyanyangi.

Kenyataan memang pahit… Kenyataan memang manis…

Keharmonisan adalah indah...

Tapi kudambakan kebahagiaan abadi…”

Sang kucing menyampaikan semua perasaannya pada rembulan. Hanya menatap sendu,layaknya berdoa akan suatu permohonan. Dan perlahan langit semakin indah dengan munculnya bintang-bintang.

1 komentar:

keren keren >.< mauu kucingnyaaa XD

29 November 2008 pukul 17.29  

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda